Arsip

Posts Tagged ‘Keinginan’

KOMPROMI KEINGINAN KEBUTUHAN

Arsitektur terkadang fokus pada hal-hal terukur, terindera serta teraba (tangible).  Hanya kadangkala saja memberanikan diri merambah ke hal-hal yang tidak terukur (intangable), pada saat berarsitektur kita dihadapkan dengan kondisi tadi (intangible), Seperti keinginan dan juga kebutuhan dari pengguna arsitektur tersebut.  Disinilah masalah tulisan ini, dimana arsitek berada pada ujung keinginan maupun kebutuhan, baik itu keinginan sipemilik sekaligus pengguna arsitektur dan keinginan si arsitek sendiri, maupun kebutuhan kedua pihak itu (owner dan arsiteknya). Bagaimanakah sikap sepatutnya  yang dilakoni oleh si arsitek dalam berarsitektur? Ini jadi bahan untuk pemikiran kita bersama

Suatu gambaran tentang arsitektur yang lahir dari keinginan:

Arsitektur merupakan salah satu pilihan dalam menjawab masalah keruangan. Ketika ada masalah pengangguran, arsitektur dapat dijadikan solusi untuk membuat sebuah jalan mencari lapangan pekerjaan. Contohnya dengan membuat sebuah taman rekreasi yang menyediakan lapak-lapak kosong sebagai tempat untuk mencari nafkah. Lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuka warung atau pangkalan ojek yang siap mengantar orang-orang yang berada disana.

Contoh lainnya adalah masalah tentang adanya sebuah tragedi (tragedi Bom Bali). Solusi pun muncul dengan sebuah jawaban bahwa yang diperlukan adalah perasaan mengenang tragedi yang harus tetap ada. Arsitektur sebagai sebuah cara muncul dengan membuat sebuah monumen berupa museum untuk mengenang hal tersebut. Begitulah arsitektur muncul sebagai sebuah jalan yang diambil untuk menyelesaikan sebuah masalah.  Ini jelas mencerminkan keinginan (membuat monumen ataupun museum) dalam konteks arsitektur. (dikutip dari: http://www.arsitektur.net/2008-2-1/ramadana_pilihan.html )