RAGU-RAGU = SKEPTIS

Kalau keraguan mulai memasuki alam pikiran maka mudah sekali yang namanya lupa, lupa-lupa ingat melintas didepan benak. Seorang pemikir terkenal  (Rene Descartes) berkata – cogito ergo sum – yang diartikan atau diterjemahkan aku berpikir maka aku ada. Nah, berpikir ini yang jadi titik pijak manusia. Manusia konon adalah mahluk hidup yang punya kelebihan daripada mahluk-mahluk lainnya, yakni punya pikiran (???). Disini, bisa dipertanyakan apakah mahluk lain selain manusia tidak punya pikiran? Bahasa agama lain lagi, manusialah yang punya kaya wak dan manah. Pikiran dikenal sebagai manah, dari manah ini pula konon mahluk hidup dikenal sebagai manusia (manah=manu). Dilain pikiran orang juga muncul pemikiran: apakah hanya manusia saja yang punya pikiran? Sebab ada pikiran yang bentuknya sangat sederhana, tidak rumit seperti halnya pikiran yang dimiliki oleh manusia. Adakah alat selain pikiran atau manah didalam diri manusia? Ada, kata yang lain yakni r a s a. Konon r a s a itu yang mempersatukan mahluk-mahluk yang ada didunia. Sehingga lengkaplah jika dikatakan bahwa urutan: cipta – karsa dan r a s a.
Ternyata, jiwa itu diformulasikan dengan ketiga komponen itu. Jiwa itu terdapat dalam wujud cipta – karsa dan r a s a. Nah, tambah ragu si pemikir. Tapi biarlah keraguannya bertambah, sebab konon lagi karena adanya keraguanlah kemanusiaannya menjadi lebih manusiawi. Ragu-ragu itu terjemahan dari skeptis.