OPEN ENDED DALAM ARSITEKTUR

Arsitektur memiliki banyak definisi, ribuan definisi kata prof  Josef Priyotomo. Tapi kali ini dicoba untuk melihat arsitektur dari sisi lain, atau dari sisi istilah yang sering muncul ketika menilai sebuah hasil disain yaitu: OPEN ENDED. Ini juga berarti arsitektur akan dilihat dari sisi CLOSE ENDED. Sekalipun tidak diketahui apakah istilah ini memang berkaitan langsung dengan proses perancangan/disain arsitektur ataukah tidak ada kaitannya? Teropong kali ini berusaha mengungkap suatu gejala dalam konteks itu (open ended – close ended).

Open ended – berakhir dengan segenap keterbukaan, kira-kira demikian, sedangkan Close ended – berakhirlah sudah tanpa ada  catatan lagi ataupun tambahan segala dengan lain kata “cukuplah sudah”.  Lalu, arsitektur yang bagaimana dimaksudkan dengan open ended? Sejatinya dari awal definisi arsitektur itu mengikuti pergerakan istilah open ended, dimana arsitektur tidak pernah berhenti disuatu terminal, senantiasa bergerak mengalir mengikuti arus jaman, seperti terus aliran sungai yang selalu renews sendiri (heraclitus) dalam arsitektur rasa akan sesuatu sangat penting artinya. Terutama bila hal tersebut berhubungan dengan sesuatu yang akan dihasilkan oleh seorang arsitek. (Terry Fontine dalam arsitektur.net – Volume 1 No 2 (2007)